Salah
satu metode untuk desalinasi air ialah proses distilasi menggunakan multistage
flash evaporator, seperti ditunjukkan pada gambar 1. Desalinasi
adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut
dari brine hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan. Produk proses
desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari
500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan
pertanian. Hasil sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah
larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut).
Distilasi
merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling umum digunakan.
Distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk
menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air
bersih. Berbagai macam proses distilasi yang umum digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan
uap dari air agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah,
tanpa menggunakan panas tambahan.
Air
laut mengalir melalui heat exchanger mengembunkan
uap air menjadi freshwater, setelah pemanasan awal air
laut pada kondenser, steam heater
menaikkan temperatur air
laut
sampai batas maksimum yang diizinkan oleh limitasi korosi (120 0C).
Melalui throttling valve pertama
sebagian hot brine akan menguap dan uap air ini terkondensasi pada
tabung kondenser dan menetes kedalam freshwater
collection pan. Brine dan fresh water dari stage pertama mengalir melalui
katup penurun tekanan menuju stage selanjutnya.
Temperatur dalam stage dianggap sama
dengan temperatur kondensasi dari uap, yang ditentukan oleh luasan dari heat-transfer masing-masing stage
kondenser.
Throttling Valve
Throttling valves atau katup
memperlambat/pembatas aliran adalah suatu perangkat yang menyebabkan penurunan
tekanan yang signifikan dalam suatu fluida.
Proses throttling adalah proses
enthalpi tetap. Pada proses ini fluida berekspansi dari tekanan tinggi ke
tekanan yang bertemperatur jenuh lebih rendah sehingga terjadi perubahan fasa
dan penurunan temperatur. Selain itu, katup throttling hanya menurunkan tekanan
tanpa adanya kerja (work) yang
dihasilkan. Karena pada prinsip kerja katup throttling
bersifat volume atur (volume control)
dan tanpa kerja yang dihasilkan sedikitpun. Sehingga, kerja yang dilakukan
sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Katup throttling ini dapat dianggap abiabatik (Q=0). Karena pada katup
throttling yang biasa digunakan adalah katup throttling kecil sehingga tidak ada cukup ruang dan waktu yang
efektif untuk terjadinya perpindahan panas, sehingga perpindahan kalor
yang melalui lubang katup throttling sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Perubahan
energi potensial dan energi kinetic spesifik yang dihasilkan sangatlah kecil (∆EP
≈ 0 dan ∆EK ≈ 0 ).
1. Umur instalasi 20 tahun, Interest rate 8 percent.
2. Biaya heat exchanger, $ 95/m2 untuk kondensor dan brine heater
3. U untuk condenser dan brine heater 2800 W/m2. K
4. Temperature air laut 15 0 C.
5. Steam temperature dalam brine heater 150 0 C
6. Maximum temperature brine keluar brine heater 120 0C.
7. Harga steam brine heater $ 0,90 per gigajoule, harga tiap stage 12,000 $.
8. Asumsi thermal properties brine sama dengan pure water.
Assignment
:
Menentukan jumlah stage optimum dan
luas heat exchanger masing-masing kondenser untuk menghasilkan total biaya
minimum selama 20 tahun desalinasi plant dengan kapasitas fresh water adalah 50
kg/s.
Diskusi
:
Pendekatan yang digunakan yaitu dengan
menganggap bahwa stage yang digunakan ialah single-stage plant untuk memudahkan
dalam menyusun persamaan termodinamika
dan heat-transfer. Sebuah observasi menarik bahwa temperatur minimum stage
adalah temperatur rata-rata air laut dan
temperatur maksimum brine (15 + 120)/2 = 67.5 °C. Temperatur minimum ini
terjadi pada luasan infinite kondenser. Luasan optimum kondenser terjadi pada
temperatur dengan fraksi lebih dari 67.5 °C.
Pada two-stage plant, luasan infinite pada dua kondenser dihasilkan pada temperatur stage antara 15 – 120 °C. Temperatur minimum pada stage pertama adalah 85°C dan pada stage kedua ialah 50°C.
Air laut memiliki boiling point 108.7°C. Sehingga, pada saat keluar dari brine heater dengan temperatur 120°C brine water tidak mengalami perubahan fase. Oleh karena itu, pada kondisi ini berlaku persamaan Q = m cp ∆T.
Pada two-stage plant, luasan infinite pada dua kondenser dihasilkan pada temperatur stage antara 15 – 120 °C. Temperatur minimum pada stage pertama adalah 85°C dan pada stage kedua ialah 50°C.
Air laut memiliki boiling point 108.7°C. Sehingga, pada saat keluar dari brine heater dengan temperatur 120°C brine water tidak mengalami perubahan fase. Oleh karena itu, pada kondisi ini berlaku persamaan Q = m cp ∆T.
Diagram
Alir Penyelesaian
Jadi, dari perhitungan diperoleh
hasil sebagai berikut :
A. Luasan optimum heat exchanger
1.
Kondenser stage pertama : 1,4122 m2
2.
Kondenser stage kedua :
0,5074 m2
3.
Brine heater : 0,0894 m2
B.
Total minimum cost dengan
bunga 8% selama 20 tahun : $ 112752.57
No comments:
Post a Comment